Lembaga kemahasiswaan merupakan salah
satu wadah yang dapat menampung aspirasi mahasiswa dalam melakukan sebuah
pengorganisasian untuk mencapai tujuan bersama, seperti yang kita ketahui
bersama bahwa hakikat dari sebuah organisasi adalah tujuan bersama, maka perlu
adanya kesamaan visi dari setiap tahapan yang dilakukan dalam sebuah lembaga
kemahasiswaan, demikian pula dinamika yang terjadi dalam Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, semenjak Fakultas ini berdiri pada tahun 1996, sejak itu pula
lahir perbedaan visi antara Kelautan dan Perikanan baik dari sistem kelembagaan
maupun mahasiswanya itu sendiri.. Apa yang melatar belakangi hal tersebut
terjadi..?? Sebuah pertanyaan besar ketika dalam satu fakultas terdapat dua
lembaga yang masing-masing mengklaim sebagai lembaga tingkat fakultas.
Sedikit ulasan terkait hal tersebut
diatas,, Sekitar tahun 1975 konsep budaya maritim di tingkat perguruan tinggi
sangat diagung-agungkan, tak ayal karena unhas kejatuhan “Durian Runtuh” pada
tahun 1987-1988 dari Asia Development Bank (ADB) yang dikelolah oleh Marine
Science Education Project (MSEP). Fakultas Ilmu Teknologi Kelautanpun akan
dibentuk sebagai ujung tombak pengembangan wawasan bahari, berbagai upayapun
dilakukan untuk cita-cita luhur tersebut,
namun rencana pembentukan Fakultas Ilmu Teknologi Kelautan berbuah protes,
pasalnya niat awal pihak universitas tidak sesuai dengan realita, Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) malah menggabungkan Ilmu Kelautan dan
Perikanan sehingga lahirlah FIKP. Berbagai aksi mahasiswapun muncul sebagai
wujud ketidakpuasan mereka pada saat itu, hal itulah kira-kira yang menjadi
jawaban dari pertanyaan besar diatas.
Sebuah awal yang terbilang tidak
mendukung untuk sebuah kelangsungan lembaga kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, sejak itu berbagai kecamanpun selalu mewarnai mahasiswa kelautan
dan perikanan dari tahun ketahun bahkan doktrinasi yang membudaya akhirnya membutakan
para mahasiswa baik antar lembaga kemahasiswaan kelautan (SEMA KELAUTAN) dan
perikanan (BEM PERIKANAN) maupun mahasiswanya itu sendiri, perbedaan pendapat
adalah sebuah hal yang biasa dalam organisasi namun pada dasarnya hanyalah
sebagai proses pendewasaan bukan sebuah hal yang dijadikan alasan untuk saling
berseteru satu sama lain dan pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan. “Jika ada niat untuk bersatu, kami ingin itu
tumbuh atas kesadaran bukan karena paksaan”
Dengan sedikit cinta dan keras kepala
setelah bertahun-tahun saling berseteru, akhirnya ego-ego individu maupun
kelompok serta mental-mental komunal mulai terdegradasi dan atas dasar
kebutuhan untuk penyatuan visi mahasiswa kelautan dan perikanan, maka
dibentuklah Badan Pekerja Lembaga Kemahasiswaan Tingkat Fakultas yang bertugas
untuk merumuskan aturan baku/ konstitusi yang akan menjadi acuan dalam
menjalankan roda organisasi nantinya. Badan pekerja tersebut antara lain Irfan
S (Perikanan 2009) sebagai
koordinator, Budi Santoso (Kelautan
2010), Dwi Cahyo JS (Perikanan 2009),
Muh. Afdal (Kelautan 2011), Muh.
Yusfi yusuf (Perikanan 2009), dan
Pajar Pajrin (Kelautan 2011).
Setelah menghabiskan waktu kurang
lebih tiga bulan
dalam merumuskan konstitusi, maka para badan pekerja sepakat untuk melakukan
Deklarasi pada tanggal 18 desember 2013, sebagai pernyataan representatif antara
mahasiswa kelautan dan perikanan dan sebagai salah satu acuan dalam
melaksanakan musyawarah, dalam dinamikanya seiring berjalannya waktu maka pada
tanggal 22 maret 2014 ketukan palu sidang pertama oleh steering comitte pada
forum kongres pertama oleh steering comitte yang di mandat oleh badan pekerja
adalah merupakan sebuah awal yang lebih produktif untuk jalannya sebuah lembaga
kemahasiswaan.
Kongres pertama dilaksanakan di Hutan
Pendidikan Unhas Bengo-bengo Kabupaten Maros yang berlanjut di Ruang Sidang
FIKP UNHAS selama kurang lebih 2 bulan yang menghasilkan lembaga kemahasiswaan
tingkat fakultas yang saat ini bernama KEMA FIKP UH (konstitusional). Secara keseluruhan hasil-hasil kongres merupakan
hasil jerih payah semua stakeholder yang terlibat dalam perumusan lembaga
kemahasiswaan tingkat fakultas.Saat ini KEMA FIKP UH di periode pertama ini
memakai sistem senat murni dengan anggota senator dan Dewan Mahasiswa sebagai lembaga
Legislatif/Yudikatif .
Judul : SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA KEMA FIKP UH
Deskripsi : Lembaga kemahasiswaan merupakan salah satu wadah yang dapat menampung aspirasi mahasiswa dalam melakukan sebuah pengorganisasian untuk me...